OLAHRAGA YANG SESUAI DENGAN USIA
OLAHRAGA YANG SESUAI DENGAN USIA
Oleh : Aljaswan, SKM
Staf DINKES kab Dharmasraya
Pelatih FORKI kab. Dharmasraya
Olahraga adalah hal penting bagi kesehatan tubuh manusia. Tetapi tak jarang olahraga yang salah membawa bahaya bagi kondisi kesehatan bahkan kematian. Faktor usia sangat berpengaruh dalam berolahraga di sebabkan usia sangat mempengaruhi fisik dan kesehatan siapa saja. Agar olahraga tidak menjadi bahaya bagi kesehatan, kita perlu memilih jenis olahraga yang sesuai usia kita.
Usia 20-an
Usia 20-an, sering dikatakan sebagai puncak metabolisme manusia. Pada masa ini, seluruh fungsi tubuh bekerja dalam kapasitas optimal. Atlet profesional yang menekuni olahraga dengan kadar stop and go yang tinggi, mencapai puncak kariernya. Pada usai ini, semua jenis olahraga tidak menjadi masalah hanya tergantung hobi dan kesukaan terhadap jenis olahraga.
Usia 30-an
Usia ini paling rentan terhadap bahaya saat berolahraga. Sebab kebanyakan dari kita masih menganggap tubuh masih sebugar saat berusia 20-an. Padahal, fungsi organ tubuh kita banyak yang mengalami perubahan.
Bantalan antar ruas tulang punggung, misalnya, di akhir usia 20-an dan sepanjang 30-an mulai menunjukkan gejala penipisan. Ini bisa menjadi salah satu pemicu mudahnya terjadi cedera.
Sebaiknya, Kita perlu lebih selektif dalam memilih olahraga. Hingga usia pertengahan 30-an, kita masih bisa menekuni olahraga yang sifatnya kompetitif. Namun, kita perlu ingat kapasitas tubuh dan mengurangi durasi waktu olahraga.
Lebih baik tambah waktu untuk menekuni olahraga yang lebih berkonsentrasi pada kebugaran sistem kardiovaskular. Seperti bersepeda (juga bersepeda statis), berlari di atas treadmill, atau berenang jarak menengah dan lain-lain.
Usia 40 dan 50-an
Pada usia ini, pilihan olahraga kompetitif atau yang bersifat high impact sudah tidak memungkinkan. Hanya mereka dengan kebugaran ekstra yang mampu melakukannya dengan baik.
Sebaiknya, kita memilih kegiatan yang bertujuan untuk menjaga semua fungsi tubuh dengan baik. Yoga, tai-chi, pilates, atau senam kebugaran lainnya adalah pilihan ideal yang terbaik bagi mereka di usia ini. Seminggu tiga kali lakukan kegiatan olahraga kardiovaskular yang aman, bersepeda statis atau santai, berjalan kaki ringan, dan berenang bisa menjadi pilihan program ideal.
Usia di atas 60-an
Di tahap ini, aktivitas fisik sederhana dan tak berbahaya, seperti berjalan, bisa memberi dampak buruk bila tidak dilakukan dengan cermat. Pasalnya, kondisi tulang dan sendi kita di usia ini sangat rentan dan perlu diperlakukan dengan hati-hati.
Namun, memilih untuk tidak bergerak juga sama berbahayanya. Mengingat tanpa stimulasi gerakan, pengeroposan tulang serta penurunan fungsi organ tubuh akan sangat mudah terjadi. Yoga masih menjadi contoh sederhana, namun efektif untuk memberi stimulasi fisik bagi tubuh.
Sedikit Tips menghitung denyut nadi dalam berolahraga:
- 220 dikurangi jumlah usia.
- Hasilnya adalah 100 % dari denyut jantung.
- Target latihan adalah 60 % sampai dengan 80% dari denyut jantung diatas.
- Hasil di bawah 60%, olahraga yang dilakukan adalah sia-sia
- Hasil di atas 80%, olahraga yang dilakukan melebihi tekanan jantung "berbahaya:
Contoh :
- Usia anda 40 tahun
- 100% denyut jantung = 180 denyut jantung
- Target latihan adalah 60% dan 80% dari 180 = 108-144
- Latihan/ Olahraga dengan denyut jantung dibawah 108 kali, adalah olahraga sia-sia
- Latihan/ Olahraga dengan denyut jantung dibawah 144 kali, adalah BERBAHAYA
Kesimpulan: Usia 40 tahun dengan latihan yang denyut jantungnya di atas 144 kali dapat membahayakan bahkan berakibat kematian.