Gangguan gizi dan penyakit cerebral palsy

Gangguan gizi dan penyakit cerebral palsy


Gangguan Gizi dan penyakit Cerebral palsy

Gangguan Gizi banyak sekali kita temui ditengah masyarakat baik itu berupa kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Masalah kelebihan dan kekurangan gizi semuanya akan berdampak kepada fisik, pertumbuhan dan perkembangan anak. Masalah gangguan gizi terutama kekurangan gizi ( Gizi kurang atau gizi buruk ) dapat disebabkan karena kekurangan gizi murni artinya asupan makanan yang benar benar kurang pada anak atau juga banyak disebabkan karena penyakit yang diderita anak yang akhirnya akan berdampak kepada kekurangan nutrisi, salah satunya adalah penyakit Cerebral palsy

Hal ini terjadi pada balita yang sedang dirawat di RSUD Sei. Dareh Kab.Dharmasraya berinisial CH umur 2,5 tahun yang berdomisili di wilayah kec Koto baru dengan BB 4500gr dan TB 66cm dengan diagnosa penyakit penyertanya Cerebaral Palsy. Kondisi ini menggambarkan bahwa balita tersebut jatuh kestatus gizi buruk yang disebabkan karena kondisi penyakit penyerta cerebral palsy.

Kita tentu akan bertanya kenapa penyakit cerebral palsy tersebut dapat menyebabkan bayi atau balita mengalami gangguan gizi, berikut kami akan ulas sedikit tentang penyakit cerebaral palsy.

Balita penderita Cerebral Palsy dengan kekurangan nutrisi

Cerebral Palsy

Definisi

Cerebral palsy adalah nama sekelompok kondisi yang memengaruhi otot dan saraf. Penyakit ini bukan bawaan, tapi dimulai dari tahap awal kehidupan yaitu sejak lahir.

Cerebral Palsy merupakan kelainan permanen/menetap pada otak yang memengaruhi perkembangan motorik dan postur tubuh karena kerusakan otak yang terkena trauma, kuman, virus maupun hal lain yang menyerang otak namun penyakin ini bukanlah penyakit yang menular.

Anak-anak penderita cerebral palsy tidak hanya memiliki masalah dengan keterampilan motorik mereka. Cerebral Palsy sebenarnya dapat diartikan atau disebut sebagai terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak penderita cerebral palsy sering mengalami kesulitan makan. Kesulitannya antara lain tidak dapat menelan, refleks hiperaktif, dan ketidakmampuan untuk mengontrol saat makan. Tantangan-tantangan ini bisa menjadi faktor mengapa kebanyakan anak dengan cerebral palsy kekurangan gizi.

Ada beberapa isu atau alasan mengapa anak-anak dengan cerebral palsy sulit untuk makan. Misalnya, mulut dan tenggorokan seseorang yang dipengaruhi oleh cerebral palsy menyebabkan sulit bagi pasien untuk makan.

Ada juga beberapa yang tidak ingin disentuh di bibir, wajah, dan mulut. Hal ini juga bisa mempengaruhi setiap kali memberi makan pasien sehingga memerlukan waktu dan proses makan yang lebih lama dan akan membuat anak lelah, sehingga lebih banyak kalori yang dibakar.

Ada penelitian dari University of California, Departemen Bedah Ortopedi, yang menunjukkan kekurangan gizi telah menjadi masalah umum di antara pasien cerebral palsy. Dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa dalam kasus cerebral palsy yang parah, malnutrisi/kekurangan gizi amat jelas.

Tanda-tanda & gejala

Cerebral palsy adalah kondisi yang bisa terjadi dengan tingkat ringan, sedang, atau parah. Gejala termasuk pergerakan lengan dan kaki yang abnormal, bayi/ anak sulit makan, bentuk otot yang buruk pada awal kehidupan, perkembangan berjalan dan berbicara yang lambat, postur tubuh abnormal,kejang otot, tubuh kaku, koordinasi yang buruk, dan mata yang terlihat marah.

Penyebab

Penyebab cerebral palsy adalah karena adanya cedera pada bagian otak yang mengontrol kemampuan untuk menggunakan otot. Cerebral berarti berhubungan dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau kesulitan menggunakan otot. Ada beberapa penyebab lain yang bisa menyebabkan anak mengalami cerebral palsy:

* Ibu mengalami cedera pada masa hamil, atau bayi mengalami cedera dalam proses persalinan atau masa awal kanak-kanak

* Tidak mendapatkan cukup oksigen selama atau setelah lahir

* Infeksi (misalnyacampak jerman) yang menular dari ibu ke bayi

* Infeksi serius pada bayi yang baru lahir

Obat & Pengobatan

Cerebral palsy adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tapi gejala dan cacat dapat dibantu dengan terapi fisik, terapi okupasi, konseling psikologi, dan operasi. Terapi fisik membantu anak mengembangkan otot yang lebih kuat dan bekerja dengan keahlian seperti berjalan, duduk, dan keseimbangan. Dengan terapi okupasi, anak mengembangkan kemampuan motorik yang baik, misalnya untuk memakai baju, makan, dan menulis. Terapi bicara dan bahasa membantu anak dengan kemampuan berbicara. Anak dan keluarga dibantu dengan pendukung, pendidikan khusus, dan servis yang terkait.

Dari ulasan diatas dapat digambarkan kasus yang terjadi pada balita CH yang dirawat di RSUD sei Dareh kab. Dharmasraya dari hasil kronologis nya balita CH kemungkinan menderita cerebral palsy karena trauma jatuh pada saat usia 3 bulan.

Balita CH setelah lahir dibawa ortu ke batusangkar kampong halaman bapaknya dan kembali ke dharmsaraya pada usia 1 tahun dengan kondisi sebelumnya sering sakit sakitan dan sudah menderita masalah gizi.

Upaya yang sudah dilakukan

Bidan Desa puskesmas Koto baru berhasil menjaring kasus gizi buruk ini dan dirawat di Puskesmas Koto baru pada usia 17 bulan dengan kondisi tidak mempunyai jaminan social kesehatan dan dirawat di Puskesmas selama satu bulan tanpa biaya dari keluarga dan diberikan terapy nutrisi dengan konsultasi dengan spsialis anak. Disaat bersamaan selama dirawat dengan bantuan dan upaya dari lintas sector terkait terutama Dinsos, Dinkes ,kecamatan dan nagari serta tenaga puskesmas berhasil mendapatkan kartu JKN PBI dan bantuan berupa materi.

Sampai saat ini balita CH sudah 3 kali dirawat dan selama rawatan pemerintah Dharmasraya melalui DPA Dinas kesehatan memberikan anggaran untuk ortu atau pendamping makan minum selama anak dirawat perharinya sehingga diharapakan tidak ada klg yang menolak dirujuk atau dirawat karena alasan tidak ada uang utk kebutuhan ortu atau klg selama mendampingi anak karena kasus kekurangan gizi yang dirawat memerlukan waktu yang cukup lama perawatannya sehingga butuh kesabaran dan pengorbanan dari ortu / keluarga. Dan selama dirumah pun balita CH selalu dipantau secara rutin dan diberikan bantuan dari pemerintah berupa PMT (Pemberian makanan tambahan) dan Formula makanan sesuai kondisi pasien yang merupakan terapy untuk anak gizi buruk hasil konsultasi petugas puskesmas kepada spesialis anak. Puskesmas koto baru juga kebetulan merupakan satu dari 3 puskesmas TFC ( Therapeutic Feeding Center ) di Kabupaten Dharmasraya yang artinya merupakan puskesmas rujukan dalam penanganan kasus gizi kurang maupun gizi buruk.

Jadi apa yang bisa kita lakukan?

Untuk kondisi sudah terjadi cerebral palsy

Ada berbagai cara untuk mengatasi kekurangan gizi pada pasien cerebral palsy. Mungkin perlu bagi orang tua untuk memberikan suplemen gizi. Seorang terapis bicara juga seseorang yang bisa membantu mengatasi gizi buruk dan cerebral palsy. Seorang terapis bicara membantu pasien untuk memiliki kontrol lebih dengan otot-otot mulut. Hal ini akan membantu individu mendapatkan lebih banyak asupan makanan.

Pengobatan juga dapat melibatkan penggunaan sistem pendukung dan perangkat lainnya. Misalnya, ada prosedur pembedahan yang bisa dilakukan seperti memasukkan tabung pencernaan yang akan memungkinkan anak-anak untuk makan lebih banyak. Tapi ini tentu perlu kajian medis lebih dalam oleh ahlinya dan kesiapan tenaga dan sarana ditempat pelayanan kesehatan yang tersedia

Bagi lintas sector terkait lebih dapat memfasilitasi semua kebutuhan masyarakat terkait kondisi masyarakatnya mulai dari.

Ada sekitar 35% anak-anak dengan cerebral palsy yang kekurangan gizi. Ini adalah masalah yang sangat penting dan perlu segera ditangani. Masalah dengan makan dan gizi seperti ini bahkan dapat memperburuk kondisi anak-anak.

Yang tidak kalah pentingnya adalah pemantauan secara rutin status gizi dan perjembangan kondisi penyakit anak dengan cara melibatkan smua keluarga dan masyarakat diwilayah kejadian agar dapat mendorong, memfasilutasi si anak dan keluarga tetap dengan rutin memantaunya.

Untuk kondisi pencegahan gangguan gizi dengan Verebaral palsy

Pencegahan tentu lebih baik, dan itu melibatkan semua lapisan masyarakat, diantaranya adalah:

* Keluarga: tentu diharapakan semua anggota keluarga mempersiapkan semua kehamilan dengan cara pemeriksaan secara teratur kehamilan, melahirkan dan anak balita secar rutin kepada tenaga kesehatan. Selain itu juga mempersiapakan asupan gizi yang cukup pada semua tahapan siklus kehidupan.

* Masyarakat: dapat ikut memantau ,membantu dan menguoayakan secara bersama2 agar semua anggota masyarakatnya bisa mendapatkan asupan gizi maksinal.

* Lintas sektor terkait : melakukan upaya secara maksimal sesuai tugas dan funsinya secara maksimal , merata dan menyeluruh melakukan pencegahan terjadinya ganggian nutrisi dan kasus cerebral palsy.

* Pemerintah: tentu diharapakan mampu mengeluarkan kebijakan2 yang dapat mendukung pencegahan gangguan nutrisi dan cerebaral palsy.

Harapan

Kita tentu berharap tidak adanya kasus gangguan nutrisi yang terjadi terutama karena disertai penyakit cerebral palsy namun jika ditemukan kasus tersebut ditengah2 masyarakat maka kita dapat bergandengan tangan melakukan upaya sesuai tugas, bidang dan kewenangan kita mengatasinya secara maksimal.

Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan seluruh lapisan masyarakat yang sudah memberikan informasi kasus gangguan nutrisi / gizi sehingga info itu dapat membantu pihak pemerintah mendapatkan informasi dan berbuat lebih cepat , sigap dan tanggap terhadap info yang diberikan dan berharap informasi ini dapat selalu menjadi masukan buat semua pihak yang berwenang.

Kesmas, Dinkes Dharmasraya 2019